Kondisi setahun terakhir inilah yang kemudian diputuskanlah untuk beralih ke lain hati, Si "Premium Elit", Pertamax. Sedikit lebih mahal memang, akan tetapi lama-kelamaan sepeda motor Supra X 125 ini menjadi terbiasa. Bahkan, genjotannya pun semakin OK!. Tentu saja, anggaran untuk bahan bakar selama ini sedikit lebih menguras isi dompet. Namun, setelah dihitung-hitung, ternyata lebih hemat Pertamax daripada Premium. Pernah saya coba bandingkan. Perjalanan dari Rumah- Jember, PP, full-tank untuk premium, waktu itu sekitar Rp20.000,00. Diua hari kemudian, indikator bahan bakar di speedometer tinggal satu. Badingkan dengan perjalanan yang sama dengan Pertamax Rp28.000,00 full-tank, tiga hari kemudian indikator bahan bakar baru seperti kondisi premium yang dua hari tadi. Itu pun masih bisa dibuat jalan ke Gumukmas PP. Coba kalau pakai Premium, dua hari tinggal satu blok (di indikator) buat jalan, tak perlu jauh sampai Gumukmas, ke Kencong PP saja, belum sampai Kencong, pasti sudah habis duluan. Trust me, it's true, :).
Beberapa waktu yang lalu, pertamina meluncurkan BBM baru, sebut saja Pertalite. Menurut kabar Pertalite termasuk BBM kelas menengah. Ga' ke atas juga ga' terlalu juga ke bawah, :). Masih lekat dalam ingatan, waktu itu kami sekeluarga ta'ziyah ke Bulik Herti di Kediri (adik Ibu) yang meninggal dunia. Sewaktu melewati daerah Mojokerto-Jombang, ada satu SPBU telah menyediakan Pertalite. Tak terlalu penasaran karena memang tujuannya segera sampai ke rumah duka. Baru dua hari yang lalu, anak laki-laki saya yang pertama memberitahu bahwa Pertalite sudah tersedia di SPBU Kencong. Jadi penasaran juga dengan saudara Premium dan Pertamax ini ?.
Kebetulan pagi ini kondisi indikator bahan bakar di speedometer sudah menipis, setelah mengantarkan adik ke sekolah, langsung meluncur ke SPBU Kencong. Mencoba juga melewati SPBU Keting, masih tertulis "Pertamax Habis". Antrian premium juga panjang. Ketika sudah sampai di tujuan, suasana di SPBU Kencong tak jauh beda dengan SPBU Jombang. Antrian panjang juga terjadi di pengisian Premium. Stelah tengok sana-sini, Nah itu dia. Pertalite ada di SPBU 2. Satu tempat dengan Pertamina Dex. Sepi. Hanya saya sendiri. Ehem..., :). "Pertalite, Rp20.000,00, Mbak", ujar saya ke mbak petugas di depan saya. Terlihat di monitor, 1 liter Pertalite = Rp8.400,00. Lebih muran Rp700,00 daripada Pertamax atau lebih mahal Rp1.000,00 daripada Premium. Tampilan stiker Pertalite yang ditempel di mesin pengisian berwarna hijau. Lebih tampak segar dilihat. Setelah pengisian selesai, saya jadi tidak sabar seperti apa pengaruh Pertalite terhadap performa motor ini. Tak sengaja menengok ke belakang sebelum start, Loh... Bapak-bapak yang antri di Premium pada ikut-ikut ke Pertalite, ya?. Ikut-ikutan ni critanya?. Wah, jadi sibuk itu mbak-nya!. :)
Hm...,awal starter rasanya seperti waktu diisi Premium, namun lama-kelamaan teras berbeda. Memang tak sehalus waktu diisi Pertamax. Namun, lebih baik daripada Premium. Suara mesin yang keluar dari knalpot pun lebih halus. Bahkan waktu masuk ke perseneleng ke-2, tarikannya juga tak berat, ringan. Tak seperti Premium. Nah, sekarang tinggal dibandingkan kehematannya saja. Tunggu sampai 3 hari ke depan. Apakah sehemat Pertamax?. Just waiting a moment...
No comments:
Post a Comment